Sabtu, 27 Oktober 2012

MULIANYA JADI SEORANG IBU


Menjadi ibu bukan hanya seorang pejuang yang mempertaruhkan nyawa meraih syahid ketika melahirkan, melainkan juga mendapatkan kedudukan yang luar biasa. Sampai-sampai, seorang anak yang memiliki ibu kafir tidak memutuskan hubungan dengan ibunya, selama ibu tidak memaksa pada kekafiran. Begitu indahnya perintah Allah Swt kepada umatnya untuk berbuat baik kepada ibu. Allah pun dengan jelas menyatakan bahwa seorang ibu yang patut mendapatkan perlakuan baik dari anaknya, yaitu yang tidak mempersekutukan Allah.
Allah juga memberikan ganjaran kepada ibu yang meninggal dunia saat berjuang melahirkan anaknya setimpal dengan orang yang syahid di jalan Allah. Kemulian seorang ibu dalam Islam terus berlanjut seiring anak-anak dan ibu dewasa, karena Al Quran memerintahkan untuk menghormati ibunya meski sudah tua, dan perintah merendahkan diri di hadapan orang tua dan larangan untuk mengatakan ah kepada mereka.  Mahasuci Allah dengan segala aturan seindah ini.
Allah juga mengajarkan kepada para anak untuk mendoakan para orangtua, “Wahai Tuhanku, kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil,” dan doa tersebut kelak yang akan menjadi teman di alam kubur. Al Quran berkali-kali memerintahkan umat Islam untuk berbuat baik kepada orang tua, dan berkali-kali pula Al Quran menekankan perhatiannya kepada ibu. Seperti Firman-Nya “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu-bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah” (QS Al-Ahqaf, 46:15).
Rasulullah memberikan pesan kepada umatnya untuk berbakti kepada ibu. Tak ada lagi alasan bagi para ibu yang bersedih dengan kodratnya sebagai ibu. Bahkan Rasulullah menyamakan antara berjihad dan berbakti kepada ibu. Sahabat Rasulullah bernama Sufyan r.a. pernah ditanya seseorang, “Berapa kali doa yang harus dipanjatkan oleh seseorang untuk kedua orang tuanya? Sufyan r.a. menjawab, “Saya kira cukup seandainya ia mendoakan kedua orang tuanya pada akhir tahiyyat shalatnya.”
Menjadi ibu adalah sebuah pilihan dengan berbagai konsekuensi yang harus dijalani. Konsekuensi tidak terlepas dari tanggung jawabnya sebagai ibu, mulai dari masalah rumah tangga, anak juga suami. Apalagi ditambah dengan tanggung jawab diluar rumah. Dengan berbagi aktifitas yang harus dijalankan oleh seorang ibu tidak menghentikan potensi yang dimilikinya, dengan berbagai masalah yang menimpa akan melihat kehebatan ibu sesungguhnya.
Allah pasti akan memberikan ujian kepada manusia, tinggal bagaimana manusia itu sendiri bisa lolos dan menyelesaikan dari masalah tersebut tergantung dari pengetahuan dan kecepatan menemukan solusi. Dengan masalah dan cobaan tersebut mengantarkan manusia menjadi manusia yang lebih berkualitas.
Banyak seseorang ibu yang merasa masalahnya sangat berat dan rumit, bahkan kadang ada pikiran bahwa Allah tidak adil. Padahal jika manusia merasakan nikmat yang berlimpah, tanpa ujian dan masalah maka kita akan menjadi sombong dan angkuh karena tidak ada kesempatan untuk mengevaluasi diri. Ada manusia yang hidupnya dirundung masalah terus menerus, namun ia tetap bisa tenang dan tersenyum bahagia karena berhasil memandang sebuah masalah menjadi sebuah kenikmatan yang siap mereka hadapi. Ada juga orang yang bergelimang kenikmatan, namun hidupnya tidak tenang dan pikirannya selalu digelayuti dengan masalah-masalah. Yang harus kita pahami, persoalan adalah bagaimana kita menyikapi masalah tersebut.
Begitu pula dengan ibu, sebagai salah satu fondasi dalam keluarga, masalah apapaun yang menimpa kita hendaknya dapat disikapi dengan bijaksana. Berbaik sangkalah kepada Allah Swt. Bahwa Dia tidak menguji hamba-Nya kecuali untuk menyelipkan hikmah di dalamnya.
Namun sayang banyak ibu jika ada masalah sedikit stress langsung menyerang. Bahkan terkadang masalah belum ada tapi ibu sudah stres duluan. Untuk hal ini, ada beberapa hal agar ibu bisa terhindar dari stres yang mudah singgah:

1.      Bersikap Tenang
Kalimat ini memang terlihat sangat mudah, tetapi pada praktiknya ibu gampang sekali panik ketika berhadapan dengan masalah. Kepanikan yang berlebihan itulah yang akhirnya menimbulkan stress.

2.  Jangan Emosi
Selain panik, banyak ibu yang mudah sekali emosi. Padahal emosi adalah penyakit yang ditunggangi setan. Oleh karena itu, Rasulullah Saw. menyuruh kita untuk mengambil wudhu ketika hati sedah terpancing emosi. Emosi juga bisa menimbulkan masalah baru seperti memicu penyakit jantung. Ibu harus pandai mengendalikan emosi, jangan samai energy terbuang hanya karena tidak bisa menahan emosi atas sesuatu yang telah terjadi. Karena hati diliputi emosi, akal pun tidak bisa berpikir, dan solusi tidak bisa ditemukan.

3. Jangan tergesa-gesa
Jika seorang ibu sudah panik, dan sudah terbawa emosi, pastilah ia bisa bertindak gegabah. Padahal, tergesa-gesa juga sifat yang berasal dari setan. Ia akan menimbulkan kerugian yang membuat kita menyesal. Dan penyesalan tersebut akibat dari tidak maksimalnya ikhtiar yang kita lakukan.

4. Kembalikan kepada Allah Swt.
Kemana lagi mengadu dan meminta selain kepada Allah? Karena hanya Allah yang memiliki sejuta cara dan Kuasa untuk mrmbantu hamba-Nya yang meminta dengan penuh belas kasihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar