Selasa, 21 Februari 2017

PENDIDIKAN SEKS DI SEKOLAH

Pendidikan seks yang terbaik adalah yang diberikan oleh orangtua sendiri. Dicontohkan melalui cara hidup orangtua dalam keluarga sebagai suami-istri dalam pernikahan. Pendidikan seks ini sebaiknya diberikan dalam suasana akrab dan terbuka dari hati ke hati antara orangtua dan anak. Kesulitan yang timbul kemudian adalah apabila pengetahuan orangtua yang kurang memadai (secara teoritis dan objektif) menyebabkan sikap kurang terbuka dan cenderung tidak memberikan pemahaman tentang masalah-masalah seks kepada anak.
Dengan kenyataan yang demikian, keluarga membutuhkan pihak lain dalam melengkapi upaya pembelajaran alami terhadap hakikat seksualitas manusia. Pihak lain yang cukup berkompeten untuk menambah dan melengkapi pengetahuan orangtua, menjadi perantara antara orangtua dan anak dalam memberikan pendidikan seks adalah sekolah.

Tujuan pendidikan seks di sekolah seperti yang diungkapkan oleh Federasi Kehidupan Keluarga Internasional ialah : (diunduh dari Pendidikan Seks di Sekolah)
  • Memahami seksualitas sebagai bagian dari kehidupan yang esensi dan normal.
  • Mengerti perkembangan fisik dan perkembangan emosional manusia.
  • Memahami dan menerima individualitas pola perkembangan pribadi.
  • Memahami kenyataan seksualitas manusia dan reproduksi manusia.
  • Mengkomunikasikan secara efektif tentang pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan seksualitas dan perilaku sosial.
  • Mengetahui konsekuensi secara pribadi dan sosial dari sikap seksual yang tidak bertanggung jawab.
  • Mengembangkan sikap tanggung jawab dalam hubungan interpersonal dan perilaku sosial.
  • Mengenal dan mampu mengambil langkah efektif terhadap penyimpangan perilaku seksual.
  • Merencanakan kemandirian di masa depan, sebuah tempat dalam masyarakat, pernikahan dan kehidupan keluarga.

Lalu materi apa saja yang harus diberikan oleh sekolah berdasarkan jenjang pendidikan, sebagai berikut:

Sekolah Dasar (SD) Terutama Kelas 5-6 SD
  • Keterbukaan pada orang tua
  • Pengarahan akan persepsi mereka tentang seks bahwa hal tersebut mengacu pada ‘jenis kelamin’ dan bukan lagi tentang hal-hal di luar itu (hubungan laki-laki dan perempuan; proses membuat anak; dsb.)
  • Perbedaan antara laki-laki dan perempuan.
  • Pengenalan bagian tubuh, organ, dan fungsinya.
  • Memakai bahasa yang baik dan benar tentang seks dengan menggunakan bahasa ilmiah, seperti ‘Penis’, ‘Vagina’.
  • Pengenalan sistem organ seks secara sederhana.
  • Anatomi sistem reproduksi secara sederhana.
  • Cara merawat kesehatan dan kebersihan organ tubuh, termasuk organ seks/organ reproduksi.
  • Mengajarkan anak untuk menghargai dan melindungi tubuhnya sendiri.
  • Proses kehamilan dan persalinan sederhana.
  • Mempersiapkan anak untuk memasuki masa pubertas.
  • Perkembangan fisik dan psikologis yang terjadi pada remaja.
  • Ciri seksualitas primer dan sekunder.
  • Proses terjadinya mimpi basah.
  • Proses terjadinya ovulasi dan menstruasi secara sederhana.
  • Memberikan pemahaman bagi para siswa mengenai pendidikan seksual agar siswa dapat memiliki sikap positif dan perilaku yang bertanggung jawab terhadap kesehatan reproduksinya secara umum.
  • Menanamkan nilai-nilai keagamaan secara baik.

Sekolah Menengah Pertama (SMP)
  • Menjelaskan sistem organ seks dengan cukup detail.
  • Proses kehamilan dan persalinan agak detail.
  • Sedikit materi tambahan tentang kondisi patologis pada sistem organ seks.
  • Memperluas apa yang telah dibicarakan di SD kelas 5 dan 6, yakni identitas remaja, pergaulan, dari mana kau berasal, proses melahirkan, dan tanggung jawab moral dalam pergaulan.
  • Lebih mengarah ke penyuluhan ‘Safe Sex’. Bukan hanya untuk menghindari kehamilan, tapi juga menghindari penyakit-penyakit seksual.
  • Sudah mulai disampaikan bahaya penyakit menular seksual (PMS), terutama HIV/AIDS.
  • Memberikan pemahaman secara spesifik nilai-nilai agama yang harus dijalankan dan dilarang agama.

Sekolah Menengah Atas (SMA)
  • Menjelaskan secara detail dan lengkap materi bahaya penyakit menular seksual (PMS), terutama HIV/AIDS.
  • Mendalami lagi apa yang telah diberikan di SD dan SLTP yakni secara psikologis pria dan wanita, paham keluarga secara sosiologi, masalah pacaran dan tunangan, komunikasi, pilihan cara hidup menikah atau membujang, pergaulan pria dan wanita, tubuh manusia yang berharga, penilaian etis yang bertanggung jawab sekitar masalah-masalah seksual dan perkawinan.
  • Memberikan pemahaman bahwa segala yang dilakukan individu masing-masing akan dimintai pertanggungjawaban oleh Tuhan, sehingga dalam bertindak harus sesuai dengan aturan agama.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar