Pendidikan seks yang
terbaik adalah yang diberikan oleh orangtua sendiri. Dicontohkan melalui cara
hidup orangtua dalam keluarga sebagai suami-istri dalam pernikahan. Pendidikan
seks ini sebaiknya diberikan dalam suasana akrab dan terbuka dari hati ke hati
antara orangtua dan anak. Kesulitan yang timbul kemudian adalah apabila
pengetahuan orangtua yang kurang memadai (secara teoritis dan objektif)
menyebabkan sikap kurang terbuka dan cenderung tidak memberikan pemahaman
tentang masalah-masalah seks kepada anak.
Dengan kenyataan yang demikian, keluarga membutuhkan
pihak lain dalam melengkapi upaya pembelajaran alami terhadap hakikat
seksualitas manusia. Pihak lain yang cukup berkompeten untuk menambah dan
melengkapi pengetahuan orangtua, menjadi perantara antara orangtua dan anak
dalam memberikan pendidikan seks adalah sekolah.
Tujuan pendidikan seks di sekolah seperti yang
diungkapkan oleh Federasi Kehidupan Keluarga Internasional ialah : (diunduh
dari Pendidikan Seks di Sekolah)
- Memahami
seksualitas sebagai bagian dari kehidupan yang esensi dan normal.
- Mengerti
perkembangan fisik dan perkembangan emosional manusia.
- Memahami
dan menerima individualitas pola perkembangan pribadi.
- Memahami
kenyataan seksualitas manusia dan reproduksi manusia.
- Mengkomunikasikan
secara efektif tentang pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan
seksualitas dan perilaku sosial.
- Mengetahui
konsekuensi secara pribadi dan sosial dari sikap seksual yang tidak
bertanggung jawab.
- Mengembangkan
sikap tanggung jawab dalam hubungan interpersonal dan perilaku sosial.
- Mengenal
dan mampu mengambil langkah efektif terhadap penyimpangan perilaku
seksual.
- Merencanakan
kemandirian di masa depan, sebuah tempat dalam masyarakat, pernikahan dan
kehidupan keluarga.
Lalu materi apa saja
yang harus diberikan oleh sekolah berdasarkan jenjang pendidikan, sebagai
berikut:
Sekolah Dasar (SD) Terutama Kelas 5-6 SD
- Keterbukaan pada orang tua
- Pengarahan akan persepsi mereka tentang seks
bahwa hal tersebut mengacu pada ‘jenis kelamin’ dan bukan lagi tentang
hal-hal di luar itu (hubungan laki-laki dan perempuan; proses membuat
anak; dsb.)
- Perbedaan antara laki-laki dan perempuan.
- Pengenalan bagian tubuh, organ, dan fungsinya.
- Memakai bahasa yang baik dan benar tentang seks dengan menggunakan bahasa
ilmiah, seperti ‘Penis’, ‘Vagina’.
- Pengenalan sistem organ seks secara sederhana.
- Anatomi sistem reproduksi secara sederhana.
- Cara merawat kesehatan dan kebersihan organ
tubuh, termasuk organ seks/organ reproduksi.
- Mengajarkan anak untuk menghargai dan melindungi
tubuhnya sendiri.
- Proses kehamilan dan persalinan sederhana.
- Mempersiapkan anak untuk memasuki masa pubertas.
- Perkembangan fisik dan psikologis yang terjadi
pada remaja.
- Ciri seksualitas primer dan sekunder.
- Proses terjadinya mimpi basah.
- Proses terjadinya ovulasi dan menstruasi secara
sederhana.
- Memberikan pemahaman bagi para siswa mengenai
pendidikan seksual agar siswa dapat memiliki sikap positif dan perilaku
yang bertanggung jawab terhadap kesehatan reproduksinya secara umum.
- Menanamkan nilai-nilai keagamaan secara baik.
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
- Menjelaskan sistem organ seks dengan cukup
detail.
- Proses kehamilan dan persalinan agak detail.
- Sedikit materi tambahan tentang kondisi patologis
pada sistem organ seks.
- Memperluas apa yang telah dibicarakan di SD kelas
5 dan 6, yakni identitas remaja, pergaulan, dari mana kau berasal, proses
melahirkan, dan tanggung jawab moral dalam pergaulan.
- Lebih mengarah
ke penyuluhan ‘Safe Sex’. Bukan hanya untuk menghindari kehamilan, tapi
juga menghindari penyakit-penyakit seksual.
- Sudah mulai
disampaikan bahaya penyakit menular seksual (PMS), terutama HIV/AIDS.
- Memberikan pemahaman
secara spesifik nilai-nilai agama yang harus dijalankan dan dilarang
agama.
Sekolah Menengah Atas (SMA)
- Menjelaskan
secara detail dan lengkap materi bahaya penyakit menular seksual (PMS),
terutama HIV/AIDS.
- Mendalami lagi apa yang telah diberikan di SD dan
SLTP yakni secara psikologis pria dan wanita, paham keluarga secara
sosiologi, masalah pacaran dan tunangan, komunikasi, pilihan cara hidup
menikah atau membujang, pergaulan pria dan wanita, tubuh manusia yang
berharga, penilaian etis yang bertanggung jawab sekitar masalah-masalah
seksual dan perkawinan.
- Memberikan pemahaman bahwa segala yang dilakukan individu
masing-masing akan dimintai pertanggungjawaban oleh Tuhan, sehingga dalam
bertindak harus sesuai dengan aturan agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar